Novel ini bercerita tentang Max dan Nina, mereka sudah menikah selama sepuluh tahun lamanya. Tapi masalah datang, ketika mereka harus kehilangan ‘sesuatu’ yang berharga. Alih-alih saling menyemangati mereka malah saling memunggungi satu sama lain, hingga tercipta jarak yang membuat mereka jauh tanpa mereka sadari. Sampai salah satu dari mereka membiarkan orang lain masuk dan mengambil peran yang pada akhirnya membuat hubungan mereka sulit untuk di selamatkan.
Bercerita dengan sudut pandang orang ketiga, dengan max dan nina sebagai tokoh utamanya, dengan alur maju dan alur mundur. yang mana ketika memakai alur mundur di ceritakan ttg bagaimana awal mula pertemuan max dan nina. Di sini aku suka bgt dengan interaksi pas mereka sedang pdkt soalnya di situ max masih suka salah tingkah. Mirip abege jatuh cinta padahal umurnya saat itu sudah memasuki angka 26 tahun. Selain itu ketika alur maju di ceritakan ttg perjuangan mereka berdua dalam menyelamatkan hubungan. Aku malah mengira hubungan mereka nggak akan bisa di selamatkan krn kesalahan fatal si tokoh utama tsb. Tapi aku happy juga sih sama penyelesaian ceritanya. Walau alur cerita sedikit slow tapi aku menikmati tiap kepedihan sang tokoh hihi
Jujur, baca cerita ini benar-benar bikin aku gloomy. Entah kerena tokoh2 ceritanya yang sangat menyedihkan atau memang cerita ini yang menyedihkan. Aku suka dengan narasi-narasi di cerita ini. Pendeskripsian tempatnya juga benar-benar bagus. Tentang museum dan beberapa tempat lainnya baik itu di kota gothenburg, lavra, moskow, ataupun wina. Baca cerita ini seakan di ajak jalan-jalan ke rusia dan austria.
Dari hubungan pernikahan max dan nina dapat aku ambil pelajaran kalau masalah di rumah tangga itu tidak melulu tentang finansial (tp kebanyakan gitu) kebetulan konflik di antara mereka terjadi karena kurangnya komunikasi. Andai saat nina merasa terpuruk ia mau berbagi dengan max atau andai max mau berusaha mengendalikan diri dan tidak mendiamkan mungkin cerita ini enggak akan ada—ehh salah. Maksudnya andai mereka memahami satu sama lain dan lebih mencoba meredamkan ego mungkin permasalahan berat sekalipun tidak akan membuat mereka saling menyakiti.